*BERDASARKAN TULISAN USTAD
ABDUL HALIM (DD KOTA BOGOR)
Tak terasa kita sudah sampai di
hari ke-15 Ramadhan 1435 H. Sudah setengahnya. Sebagaimana urusan lain, di
pertengahan tantangan justru paling berat. Semangat tak setinggi hari-hari
pertama. Ketika teringat sisa waktu tinggal setengah bulan, panik melanda.
Untuk me-recharge semangat diri sendiri,
saya menuliskan ini. Sumber bacaan dari selebaran yang dibagikan masjid
Al Falaah, masjid kompleks, di awal Ramadhan lalu. Di atas saya beri
keterangan”berdasarkan”, karena tak secara utuh saya sampaikan di sini, dikombinasi
antara 2 sumber, tulisan selebaran dan buku. Di beberapa tempat juga saya
tambahkan pendapat dan pengalaman pribadi. Saya belum berani menuliskan sesuatu
yang ideal, karena saya merasa Ramadhanan saya juga belum sempurna.
Kita ingat kembali ayat yang menjadi dasar ibadah sebulan ini,
QS Al Baqarah 183.
Arti ayat ini kurang lebih, “hai
orang-orang yang beriman (1), diwajibkan atas kamu berpuasa (2), sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu
(3), agar kamu bertakwa (4).”
Ada semacam pembagian dari
ayat. Pertama, alamat. Kepada siapa ayat ini ditujukan. Kedua, perintah puasa. Ketiga,
pembanding, bahwa bukan kita saja yang mendapat perintah puasa terakhir,
tujuan.
1.
Hai orang-orang beriman.
Ini panggilan khusus kepada orang-orang yang beriman
saja.
Pada ayat lain, QS An Nuur 51, disampaikan apa yang harus
dilakukan orang beriman jika dipanggil Allah dan Rasulnya untuk suatu urusan,
yaitu “kami mendengar dan kami patuh.” Jika
mereka lakukan ini, akan beruntung di
dunia dan akhirat.
Kami dengar,
artinya kita perlu belajar tentang
itu. Ini berkaitan dengan ilmu.
Kami patuh,
artinya kami laksanakan perintah yang
diberikan. Ini tentang amalkan.
2.
Diwajibkan atas kamu berpuasa.
Diwajibkan, kata pasif. Jadi, kita pasif dalam tata
caranya. Sesuai aturan yang diberikan
saja.
Lanjutan ayat tadi, Al Baqarah ayat 184-185 menjelaskannya.
Definisi shaum
(puasa) sendiri, disampaikan melalui tafsir Ibnu Katsir, “ Menahan diri (mengendalikan) makan dan minum serta syahwat dengan
niat ikhlas kepada Allah.”
Jadi, konsep dasar shaum
adalah:
a.
Latihan menahan dan
mengendalikan hawa nafsu fisik (perut,
syahwat, bawah perut, mulut, mata, dan telinga)
b.
Latihan mendahulukan
dan mencintai akhirat (yaitu ibadah)
lebih dari urusan yang lain.
c.
Latihan menahan dan
mengendalikan pikiran dan perasaan
yang dapat mengganggu hati.
3.
Sebagaimana
diwajibkan kepada ummat-ummat sebelum
kamu
Menjelaskan bahwa perintah puasa juga diterima ummat
terdahulu. Hanya mungkin, tata caranya berbeda, terutama, ummat Muhammad
diingatkan untuk sahur sebelum berpuasa.
4.
Agar bertakwa
Takwa adalah hadiah dari Allah kepada mereka yang melakukan
usaha sungguh-sungguh di bulan ramadhan.
Jadi, kita harus meniru yang dilakukan Rasulullah, memahaminya, dan
meyakini sebagai sesuatu yang dapat dicontoh.
Banyak di antara
kita yang kurang memahami perlunya lakukan puasa sesuai contoh, tetapi
melakukan amal sekehendak diri pribadi. Semoga sedikit demi sedikit bisa kita
perbaiki, dan perbanyak amalan sesuai yang dicontohkan Rasulullah
Berikut
adalah 7 Prinsip Dasar pelaksanaan Ramadhan
1.
SAHUR
a.
TUJUAN SAHUR: Allah
melatih kita bangun di 1/3 terakhir malam. Sehingga kelak di luar ramadhan kita
sudah terbiasa. Ini saat paling utama untuk bermunajat.
b.
AKTIVITAS SAHUR: sahur
jangan hanya diisi dengan makan. Usahakan lakukan shalat malam. Makan bukan
yang utama, karenanya Allah perintahkan untuk mengakhirkannya. Makannya pun
bukan untuk tujuan kenyang, tetapi untuk mendapat berkah. Perbanyak aktivitas berdoa
dan mohon ampun.
c.
TARGET SAHUR:
Bangun malam untuk ibadah dan berdoa, diakhiri dengan makan dan minum yang
praktis untuk mendapat berkah.
2.
LAPAR DAN HAUS
UNTUK IBADAH
a.
Menahan makan,
minum, dan nafsu, serta hal-hal yang membatalkan, dari terbit fajar sampai dengan terbenam matahari, dengan
ikhlas kepada Allah.
b.
Sengaja lapar,
haus, dan menahan nafsu tadi, dalam
rangka mendapat ridho Allah. Dilengkapi dengan menyempurnakan ibadah
fardlu, memperbanyak ibadah sunnah, meninggalkan dosa, maksiat, dan hal-hal
yang tidak bermanfaat.
c.
Lapar dan haus saat
puasa berbeda dengan hari biasa, karena tak perlu diganti dengan banyak makan,
beda dengan sehari-hari.
3.
BUKA PUASA
a.
Waktu untuk
mengakhiri puasa.
b.
Waktu akhirnya
dimulai dari Ashar, menjelang final dari
puasa hari itu.
c.
Amalan pokok di
waktu ashar: beramal solih, dzikir, baca al qur’an, dan berbagi takjil
4.
SHOLAT TARAWIH
a.
Sholat pada malam
hari di bulan puasa.
b.
Tidak buru-buru,
tapi serius dan sepenuh hati
c.
Targetnya, qiyamu
ramadhan dengan nikmat dan tenang.
d.
TUJUANNYA, melatih
qiyamulail
e.
Mendapat pahala
semalam penuh dan diampuni dosa2.
f.
Jika berjamaah,
disunnahkan ikut imam sd akhir.
5.
MEMBACA AL QUR’AN
DAN BERDZIKIR
a.
Membaca al Qur’an
sebagai ibadah
b.
Membaca dengan
sungguh-sungguh sesuai kaidah TAJWID
c.
TARGET membaca:
Hati harus ikut larut, menikmati dengan bergetar, sampai menangis
d.
TUJUANnya :
mengungkapkan semua yang dibaca dengan sepenuh hati, dan menumbuhkan kesadaran
untuk terus membaca al Qur’an, memperbaiki bacaan, dan keinginan mengetahui
makna.
6.
ZAKAT, INFAQ,
SHADAQAH
a.
ZAKAT itu harta
yang wajib dikeluarkan, dan jika tidak dikeluarkan akan merusak keseluruhan
harta karena tercampurnya yang halal dan
tidak.
b.
INFAQ adalah harta
yang dikeluarkan dengan ikhlas, tak dibatasi jumlah dan peruntukannya.
c.
SHADAQAH:
pengorbanan seseorang karena iman, berupa harta maupun tenaga, waktu, dll
untuk menolong orang ataupun agama Allah. Ini pelluang berbuat baik bagi siapa
saja, tak hanya yang punya uang lebih. Zakat dan infaq bagian dari shadaqah.
d.
Mendorong mencari
harta yang halal, karena tak diterima jika haram.
e.
TARGET zakat dan
infaq, suci harta dan diri.
f.
TARGET shadaqah,
membuktikan kebenaran iman seseorang dengan beramal dan berkorban yang
dibutuhkan ummat ataupun agama pada saat itu.
g.
TUJUAN zakat dan
infaq sebagai bentuk syukur atas nikmat harta.
h.
Shadaqah adalah
peluang beribadah, selain harta.
7.
I’TIKAF
a.
Arti secara bahasa:
diam, menahan, menghalangi, atau ketekunan.
b.
Artinya: aktivitas
menetap di masjid untuk beribadah
c.
Tafakkur untuk muraqabah,
muhasabah/evaluasi, mensucikan jiwa, dan menghidupkan hati.
d.
Lebih utama untuk
mendalami ilmu, bukan memperluas ilmu.
e.
TARGET itikaf:
mendapatkan lailatul qadar, senang berlama-lama di masjid, sukses di babak
akhir Ramadhan.
f.
TUJUAN itikaf: mendekatkan diri kepada Allah.
Semoga
saya bisa memperbaiki diri di paruh
kedua ramadhan ini.
Semoga
kita termasuk orang-orang yang sukses menjalani Ramadhan, sehingga di akhirnya
nanti mengalami perubahan menjadi lebih baik, dan menjadi taqwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar