Jika suami dinas ke luar
negeri, saya selalu minta dibawakan magnet-kulkas khas negara tersebut. Senang
saja mengumpulkan satu demi satu. Mengingat di mana saja suami telah
meninggalkan jejak. Untuk suami pun tidak merepotkan, tidak memberatkan.
Permintaan oleh-oleh bertambah
jika ke dinas ke Amerika atau Singapura. Atau mungkin jika kelak ada tugas ke
Inggris. Saya minta oleh-oleh buku. Dengan pertimbangan, buku-buku teks di sana
lebih murah dan lengkap.
Minggu lalu suami pergi lagi ke
Amerika Serikat. Suami sempat bercerita bahwa kali ini dia ingin mampir ke kampus Harvard. Saya pun sudah titip daftar buku yang sedang saya ingin baca.
Diantaranya, buku tentang Logic, History, Differential Equations in Farming or
Desease, atau buku lain keluaran terbaru. Ceritanya kan sedang ingin membaca
lagi tentang Matematika.
Kemarin suami saya baru datang dari New York. Dia keluarkan 2 buah
magnet kulkas bertema Newyork. Dan..... 1 buah buku setebal 5 cm!
Tapi bukan buku Matematika.
Buku ini berjudul The Seven
Basic Plots, karya Christopher Booker, terbitan Bloomsbury. Wow banget.
Wow pertama, penerbitnya adalah
penerbit yang pertama kali menerbitkan
buku Harry Potter di Inggris. Penerbit nekad sekaligus berani berpikir beda.
Terbukti buku Harry Potter laku keras, padahal sebelumnya ditolak banyak penerbit.
Buku HP ditolak karena tak sesuai pakem, yaitu bahwa buku anak-anak tak boleh
tebal. Saya merasa akan mendapat bahasan tak umum dari buku terbitan
Bloomsbury.
Wow kedua, buku setebal 728
halaman ini tulisannya kecil-kecil. Berarti ada lebih banyak kata di dalamnya.
Bahasa Inggris semua :). Baiklah, ini perintah belajar bahasa secara kasat mata
dari sang pemberi... Saat masih aktif sebagai dosen, buku setebal bantal
makanan biasa. Hanya saja, buku
matematika kan banyak hiburannya. Lambang
dan rumus. Sehingga, tak terlalu banyak kata yang perlu dieja.
Wow lagi, dari daftar isi,
terlihat buku ini dikerjakan dengan serius. Semacam buku teks. Jangan-jangan
berasal dari disertasi seseorang. Betapa topik tentang fiksi pun disajikan
secara nonfiksi, secara ilmiah.
Satu hal menarik bagi saya. Mengapa
buku tentang plot ini yang dibeli suami? Memang sih, dia tidak jadi ke Harvard
karena waktu luangnya Sabtu dan Minggu justru pada saat kampus tutup. Dia hanya
sempat mampir ke toko buku di Newyork. Dan buku ini merebut perhatiannya. Padahal
di toko buku kan banyak juga buku ilmu pengetahuan atau matematika.
Apakah ini menunjukkan arah
kenyamanan suami? Bahwa, dia lebih suka saya fokus melatih diri untuk menjadi
penulis daripada membaca-baca lagi buku berumus? Hanya dia dan Dia yang tahu. :)
Baiklah, saya akan coba fokus
membaca buku ini dulu. Mungkin akan saya rangkum secara berseri, per bab. Agar saya
lebih paham. Dan jika saya bagikan pun, yang membaca lebih nyaman.
Ada oleh-oleh lain yang mulai
suka suami bawa terutama jika dinas ke negara yang bukan berbahasa Inggris. Terinspirasi
dari titipan temannya saat suami tugas ke Rusia. Sahabat suami titip oleh-oleh
Qur’an dengan terjemahan bahasa Rusia.
Dua hal yang diharapkan
manfaatnya. Pertama, kita bisa membaca huruf arabnya. Dan mengenal jika ada
sedikit perbedaan cara memberi tanda
baca. Manfaat lain, walau kita tak paham artinya, kita bisa menunjukkan
kepada anak, bahwa umat Islam di belahan dunia manapun, kitab sucinya sama. Sumbernya
sama.
Karena idenya belakangan, maka saat
ingin Qur’an dari negara yang telah pernah didatangi, suami titip oleh-oleh
kepada teman yang sedang di negara tersebut. Ini kami dapat untuk Qur’an
terjemahan bahasa Jerman dan Turki.
Ukuran dan berat Qur’an juga membuat
kami memerlukan pendekatan khusus kepada
yang dititipi. Pastinya mereka orang baik.
Sangat baik. Karena titipan ini makan ruang di koper, dan makan berat bagasi.
Untuk itu saya perlu berterima
kasih secara khusus kepada Ibu Heti Mulyati dan keluarga, di Gottingen, Jerman,
serta kepada tim dosen IPB yang menjadi “kurir”. Serta terima kasih saya juga
untuk Nadira Kusaeni, putri sulung Bapak A. Kusaeni dan Bu Tanti dari LKBN
Antara. Nadira saat ini kuliah di Ankara, Turki.
O ya. Jika dinasnya di dalam
negeri, oleh-oleh yang saya minta tak jauh dari.....makanan! Karena tiap
wilayah punya makanan khas. Tak akan kehabisan oleh-oleh jika kita kelilling
nusantara.
Itu saja. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar