Sama sekali tidak bermaksud
bermain-main di bulan Ramadhan. Saya hanya sedang berusaha melatih diri
mewujudkan rencana.
Setiap tahun, menjelang
Ramadhan, target dituliskan. Seringkali terhenyak ketika tiba-tiba Nuzulul Qur’an
datang. Target masih jauh dari tercapai. Mengejar pencapaiannya sebelum
lebaran, tak mudah juga.
Tak bisa dipungkiri, ibu rumah
tangga di Indonesia perlu perjuangan
untuk fokus pada ibadah ritual di hari-hari terakhir puasa. Suami bekerja atau
itikaf. Anak-anak sudah libur sekolah. Ibu bekerja mungkin masih harus ngantor.
Apalagi bagi keluarga yang biasa tergantung pada asisten. Pekerja di rumah
biasanya sudah minta libur jauh sebelum hari-H. Apalagi jika orangtua tinggal
di lain kota, kita harus menyiapkan perlengkapan mudik. Semakin lengkap jika
mertua tinggal di kota yang lain lagi. (eh, main klaim saja. Jangan-jangan
hanya saya yang heboh sendiri jelang lebaran) :)
Tahun ini, Ramadhan ingin saya
isi dengan melatih disiplin menulis. Ini di luar “ritual standar” Ramadhan. Shalat
dan mengaji. Proses menambah ilmu dan memperbanyak dzikir, saya ingin dapatkan
dari membaca dan kemudian menuliskannya. Upaya introspeksi diri dan
meningkatkan syukur, juga ingin saya gali dengan cara menuliskannya.
Berdasarkan pengalaman, kendala
yang muncul salah satunya adalah perlu memikirkan apa yang akan ditulis. Proses
ini makan waktu. Jika belum ada ide, sangat mudah melanggar jadwal. Mengalihkannya
ke urusan rumah tangga, yang kalau diikuti tak akan ada habisnya. Sehingga tiba-tiba
saja sudah jelang buka, dan itu berarti wassalam. Tak akan terwujud. Setelah buka
rangkaiannya kan jelas. Makan, beberes, tarawih, ngaji, dan tidur.
Hari ini saya menyiapkan rencana
Ramadhan. Target awal, membereskan meja kerja dan membuat tabel aktivitas untuk
sebulan ke depan.
Saat membereskan ruang kerja di
rumah, tersadarkan banyak buku yang belum dibaca. Tiba-tiba saja mendapat ide. Jika
sudah berbentuk tabel, peluang tak terkerjakan cukup besar. Kondisi pada hari
pelaksanaan kan tak bisa diprediksi. Saya tak jadi membuat tabel aktivitas. Tetapi
menuliskan topik-topik apa yang saya ingin gali pada Ramadhan 1435 H. Termasuk di
dalamnya buku-buku yang harus dibaca.
Masing-masing dituliskan pada
selembar kertas kecil, kemudian digulung seperti kertas arisan. Nantinya,
setiap pagi saya akan pilih satu gulungan kertas secara acak untuk menjadi tema
ibadah tambahan di hari itu. Apakah membaca buku tertentu, membahas satu bab
dari ensiklopedi, atau menganalis peristiwa tertentu dalam hidup saya
(introspeksi). Tentu tak menutup kemungkinan menuliskan hal lain yang dialami
dalam hari-hari yang akan datang. Tetapi setidaknya saya tak perlu bingung
memikirkan tema. Gulungan kertas yang ada saja sudah lebih dari 40 buah.
Insya Allah, target 30 tulisan yang
masing-masing sepanjang 500-700 kata bisa saya hasilkan selama Ramadhan kali
ini. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar