Senin, 12 Maret 2012

Anti ANTI

Anti, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mempunyai 2 macam penggunaan. Dalam bentuk terikat, yaitu menempel pada kata yang diikutinya, "anti" mempunyai arti melawan, menentang, atau memusuhi. Sedangkan penggunaan lain adalah sebagai partikel dan berarti tidak setuju, tidak suka, atau tidak senang.
Setelah kemarin membaca berita tentang kerja sama KPK dan Depdiknas untuk menyelenggarakan pendidikan antikorupsi, hari ini surat kabar menyajikan berita rencana pemerintah membentuk tim khusus antipornografi.
Saya jadi ingin menulis ini :)
Belum cukupkah kampanye gaya "anti" selama ini?
Belum adakah yang mengevaluasi secara adil dampak penggunaan kata "anti" dalam kaitan memberantas berbagai hal negatif?
Belum bisakah kita mengurai masalah, kemudian melakukan pencegahan, daripada sekedar merespon saja?
Apakah kata-kata seperti perilaku jujur, baik, dan sopan sudah kadaluarsa dari kamus bahasa kita?
Dua dasawarsa terakhir, setidaknya ini yang saya ingat, banyak psikolog menyampaikan metode terbaik membesarkan anak.
Daripada melarang makan dengan tangan kiri, lebih baik meminta mereka makan dengan tangan kanan.
Daripada mengatakan, "Jangan lari!" lebih baik memberitahunya, "Berjalan pelan-pelan saja."
Daripada berteriak, "Jangan nakal!" lebih baik menyebut, "Ajak temanmu bermain bersama."
Beritahu anak tentang hal-hal baik , sehingga dia tahu apa yang harus dilakukan, bukannya malah melarang melakukan hal tidak baik yang justru membuat mereka penasaran atas kelakuan yang disebutkan tidak baik tersebut.

Jadi, saat banyak anak sedang dididik orang tua untuk selalu berpikir positif, mengapa mereka dijejali dengan cara berpikir negatif oleh lingkungan?

3 komentar:

  1. sepakat bu ! daripada bilang "ANTI KORUPSI" lebih baik "ayo jujur dan transparan !" dan mungkin lebih elok "yuk berkarya yang tidak menyalahi aturan-Nya" daripada bikin "anti pornografi"

    BalasHapus
  2. lingkungan memang berpengaruh besar, anak sekarang lebih kritis lebih penasaran ,
    betul bu, kita semestinya mengajarkan yg baik dengan cara yg baik pula, cara yg lebih enak didengar ...

    BalasHapus
  3. Salam.
    Menurutku, mndidik dengan pendekatan positif tentu perkara yg baik, tetapi mdidik dgn pndekatan negatif (larangan) tdk berarti hal yg buruk & salah.

    seperti halnya bagaimana cara Luqman mendidik & menasehati anaknya:

    Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (Luqman:13)

    Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Luqman:18)


    Allah SWT mengisahkan kisah yg luar biasa ini didalam AlQuran agar setiap orang tua dapat mencontoh kisah ini kepada anak-anak mereka seperti yang telah dilakukan oleh Luqman. Ini adalah tehnik pengajaran terbaik dalam Islam. :)

    BalasHapus