Novel karya Ifa Inziati
Penerbit Bentang belia, PT
Bentang Pustaka, 2015
Hanya butuh 28 detik pertama
untuk tahu ini buku keren. Pemilihan sudut pandang. Penggunaan “aku” sebagai
pencerita dalam sebuah kisah perlu kehati-hatian khusus. Jika tak pandai meramu
kata, akan membosankan dan kurang fleksibel mengungkap data-data penunjang
cerita. Karenanya kebanyakan fiksi menggunakan penceritaan orang ketiga. Ifa
Inziati memilih “aku” sebagai penutur. Siapakah aku? Temukan sendiri, dan saya
yakin pembaca akan sepakat. Kreatif.
Cover dan judul buku ini juga
cantik sekali. Membuat penasaran. Cerita ini mau membawa kita ke mana?
Kalau saya tidak salah
menyimpulkan, novel ini merupakan pemenang lomba yang diadakan Bentang Belia.
Maaf ya Ifa dan Bentang, saya tidak mengikuti prosesnya. Tapi dari tulisan di
halaman pertama, Passion Show Juara 1, saya menduga lomba ini tentang novel
bertema passion atas sesuatu.
28 Detik
novel yang berkisah tentang seorang barista. Lulusan ITB yang memilih bekerja
sebagai barista di sebuah kedai kopi karena memang dia sangat mencintai dunia
hitam, perkopian. Mimpinya hanya satu, menjadi barista nomor 1 di Indonesia.
Demi cita-citanya itu, Candu, demikian namanya, selalu menunggu lomba 2 tahun
sekali dari NBT, Nusantara Barista Tournament.
Jika pada lomba 2 tahun lalu,
Candu menempati posisi ketiga nasional, maka pada tahun ini, Candu mewajibkan
diri menjadi juara pertama. Bukan uang Rp 10.000.000 hadiah juara pertama yang
dia incar benar, tetapi janji pak Jac sang pemilik kedai untuk mengirimnya ke
Amerika Serikat, sekolah khusus tentang kopi. Adakah mimpi yang lebih indah
dari seorang barista selain berkesempatan menuntut ilmu meramu kopi dari guru
terbaik di bidangnya?
Candu tak menang sendiri.
Dukungan dia dapatkan dari teman satu timnya di kedai KopiKasep. Kedai kecil di
sebuah jalan utama kota Bandung yang digawangi 5 orang. Candu dan Satrya
sebagai barista utama, Sery sebagai chef merangkap co-barista jika dibutuhkan,
Nino di bagian IT, dan Winona. Pak Jac sebagai pemilik kedai, hampir sepanjang
waktu penceritaan sedang berada di luar negeri.
Namanya kumpulan anak muda,
dimanapun, selalu menghadirkan cerita cinta. Ada aroma yang lebih kuat dari
kopi antar mereka. Antara Winona dan Satrya, antara Shery dan Candu. Namanya aroma,
terasa tapi tak terlihat.
Kedai KopiKasep sangat mewakili
bisnis hari ini. Kedai kecil tapi selalu ramai. Selain karena lokasi dekat
perkantoran, nama KopiKasep juga eksis di dunia maya. Nino bertugas menjaga
hubungan dengan pelanggan dan mengenalkan kedai kepada pengguna internet.
Sehingga orang-orang dari luar kota sudah mengenal nama KopiKasep, dan
menjadikan tujuan kuliner mereka saat mampir ke Bandung.
Kemenangan Candu pada NBT juga
berpengaruh pada kepercayaan publik terhadap kualitas rasa KopiKasep. Tapi,
selalu, penjaga keberadaan sebuah cafe adalah pelanggan tetap, khususnya
pelanggan-pelanggan awal. Seperti KopiKasep punya Teh Cheryl yang rutin mampir
sepulang kerja.
Kisah mulai bergulir ketika
suatu hari Teh Cheryl datang tak biasa. Siang-siang. Bersama keponakannya. Ternyata
ini memberi efek takbiasa pula pada kehidupan KopiKasep.
Cinta Candu pada kopi diuji.
Seorang gadis genius tapi asosial mencuri perhatiannya. Rohan nama gadis itu. Keponakan teh Cheryl. Dia pernah menjadi juara
olimpiade fisika. Sayangnya, Rohan sadar, dia bisa fisika, tapi dia tak suka
fisika. Rohan bingung dengan dirinya. Dia tak paham apa yang dia inginkan untuk
persiapkan masa depannya. Tak bisa memilih sendiri jurusan untuk tempat
kuliahnya nanti.
Rohan takjub melihat ada orang
seperti Candu, yang gairahnya pada sesuatu sangat menggebu. Rohan masih mencari
apa yang menjadi “sesuatu” itu baginya.
Karena rumah Rohan sedang direnovasi,
dia numpang di rumah Teh Cheryl. Secara khusus Teh Cheryl minta izin kepada kru
KopiKasep untuk titip Rohan setiap hari kerja sepulang sekolah sampai Teh
Cheryl jemput sepulang kerja.
Setiap hari, Rohan hanya memesan raspberry iced tea. Selama beberapa bulan. Sehingga dia sudah
dianggap sebagai bagian dari KopiKasep, dan seperti yang lainnya, dia mendapat
nama panggilan. Raspberry. Rohan pun menjadi saksi, betapa serius Candu dan
teman-teman menyiapkan diri untuk ikut NBT kali ini.
...
Novel Ifa ini tak hanya cover,
penamaan babnya juga menarik. Memberi bonus kepada pembaca, bagaimana secangkir
kopi dibuat. Istilah-istilah yang bertaburan, menguatkan pembaca bahwa kisah
ini “nyata”. Seolah-olah kita memang sedang ada di dalam sebuah kedai kopi. Jika
saja catatan kaki yang lengkap, seperti kata-kata dalam bahasa Sunda yang
dipakai, juga diterapkan untuk istilah-istilah di kedai kopi, tentu pembaca
akan lebih terhibur dan mendapat pengetahuan tambahan.
Saya kebetulan paham beberapa
istilah, sebagaimana saya paham sosok seperti Candu bukan sekedar imajinasi. Ada
dalam kehidupan nyata. Saya mengenal seseorang dengan passion yang kuat
terhadap kopi, mas Tejo, alumni IPB, pemilik Kopi Ranin Bogor. Dari beliau juga
saya mendapat sedikit pengetahuan tentang kopi dan sekitarnya. Di Kopi Ranin,
pengunjung ditulari kegandrungan terhadap kopi. Ketika pesanan datang, tak
hanya secangkir kopi yang tersaji, tapi juga sebuah timer. Saat timer berbunyi,
itulah detik kopi kita paling nikmat untuk diminum.
Di luar topik tentang kopi dan isi
novel, saya tersenyum saat Ifa menjelaskan bahwa Candu adalah alumni jurusan Teknik
Fisika. Di komunitas mantan asisten PIKSI, beberapa teman laki-laki alumni dari
jurusan itu suka memasak. Ada Chef Epsi
spesialis Roti Bulan Sabit, ada Chef Tito untuk masakan Jepang, bahkan Chef
Endang buka warung Bakmi Cimanggu di Bogor. Jangan-jangan, sinyalemen adanya
program studi kuliner di TF, benar adanya... :)
Jadi, sukses untuk Ifa. Tak
sabar menunggu “sajian kopi” berikutnya...
Casinos In Florida - DRMCD
BalasHapusCasinos in Florida. A fun place to 이천 출장샵 play slots and blackjack. 광양 출장마사지 Get your favorite 서산 출장안마 slot games and slots machines from our casino 구미 출장안마 floor at DRMCD. 서산 출장마사지