Rabu, 14 Januari 2015

28 Detik Saja




Novel karya Ifa Inziati
Penerbit Bentang belia, PT Bentang Pustaka, 2015

Hanya butuh 28 detik pertama untuk tahu ini buku keren. Pemilihan sudut pandang. Penggunaan “aku” sebagai pencerita dalam sebuah kisah perlu kehati-hatian khusus. Jika tak pandai meramu kata, akan membosankan dan kurang fleksibel mengungkap data-data penunjang cerita. Karenanya kebanyakan fiksi menggunakan penceritaan orang ketiga. Ifa Inziati memilih “aku” sebagai penutur. Siapakah aku? Temukan sendiri, dan saya yakin pembaca akan sepakat. Kreatif.

Cover dan judul buku ini juga cantik sekali. Membuat penasaran. Cerita ini mau membawa kita ke mana? 

Kalau saya tidak salah menyimpulkan, novel ini merupakan pemenang lomba yang diadakan Bentang Belia. Maaf ya Ifa dan Bentang, saya tidak mengikuti prosesnya. Tapi dari tulisan di halaman pertama, Passion Show Juara 1, saya menduga lomba ini tentang novel bertema passion atas sesuatu.

28 Detik novel yang berkisah tentang seorang barista. Lulusan ITB yang memilih bekerja sebagai barista di sebuah kedai kopi karena memang dia sangat mencintai dunia hitam, perkopian. Mimpinya hanya satu, menjadi barista nomor 1 di Indonesia. Demi cita-citanya itu, Candu, demikian namanya, selalu menunggu lomba 2 tahun sekali dari NBT, Nusantara Barista Tournament.

Jika pada lomba 2 tahun lalu, Candu menempati posisi ketiga nasional, maka pada tahun ini, Candu mewajibkan diri menjadi juara pertama. Bukan uang Rp 10.000.000 hadiah juara pertama yang dia incar benar, tetapi janji pak Jac sang pemilik kedai untuk mengirimnya ke Amerika Serikat, sekolah khusus tentang kopi. Adakah mimpi yang lebih indah dari seorang barista selain berkesempatan menuntut ilmu meramu kopi dari guru terbaik di bidangnya?

Candu tak menang sendiri. Dukungan dia dapatkan dari teman satu timnya di kedai KopiKasep. Kedai kecil di sebuah jalan utama kota Bandung yang digawangi 5 orang. Candu dan Satrya sebagai barista utama, Sery sebagai chef merangkap co-barista jika dibutuhkan, Nino di bagian IT, dan Winona. Pak Jac sebagai pemilik kedai, hampir sepanjang waktu penceritaan sedang berada di luar negeri. 

Namanya kumpulan anak muda, dimanapun, selalu menghadirkan cerita cinta. Ada aroma yang lebih kuat dari kopi antar mereka. Antara Winona dan Satrya, antara Shery dan Candu. Namanya aroma, terasa tapi tak terlihat.

Kedai KopiKasep sangat mewakili bisnis hari ini. Kedai kecil tapi selalu ramai. Selain karena lokasi dekat perkantoran, nama KopiKasep juga eksis di dunia maya. Nino bertugas menjaga hubungan dengan pelanggan dan mengenalkan kedai kepada pengguna internet. Sehingga orang-orang dari luar kota sudah mengenal nama KopiKasep, dan menjadikan tujuan kuliner mereka saat mampir ke Bandung.

Kemenangan Candu pada NBT juga berpengaruh pada kepercayaan publik terhadap kualitas rasa KopiKasep. Tapi, selalu, penjaga keberadaan sebuah cafe adalah pelanggan tetap, khususnya pelanggan-pelanggan awal. Seperti KopiKasep punya Teh Cheryl yang rutin mampir sepulang kerja.

Kisah mulai bergulir ketika suatu hari Teh Cheryl datang tak biasa. Siang-siang. Bersama keponakannya. Ternyata ini memberi efek takbiasa pula pada kehidupan KopiKasep.

Cinta Candu pada kopi diuji. Seorang gadis genius tapi asosial mencuri perhatiannya. Rohan nama gadis itu. Keponakan teh Cheryl. Dia pernah menjadi juara olimpiade fisika. Sayangnya, Rohan sadar, dia bisa fisika, tapi dia tak suka fisika. Rohan bingung dengan dirinya. Dia tak paham apa yang dia inginkan untuk persiapkan masa depannya. Tak bisa memilih sendiri jurusan untuk tempat kuliahnya nanti.

Rohan takjub melihat ada orang seperti Candu, yang gairahnya pada sesuatu sangat menggebu. Rohan masih mencari apa yang menjadi “sesuatu” itu baginya. 

Karena rumah Rohan sedang direnovasi, dia numpang di rumah Teh Cheryl. Secara khusus Teh Cheryl minta izin kepada kru KopiKasep untuk titip Rohan setiap hari kerja sepulang sekolah sampai Teh Cheryl jemput sepulang kerja. 

Setiap hari, Rohan hanya memesan raspberry iced tea. Selama beberapa bulan. Sehingga dia sudah dianggap sebagai bagian dari KopiKasep, dan seperti yang lainnya, dia mendapat nama panggilan. Raspberry. Rohan pun menjadi saksi, betapa serius Candu dan teman-teman menyiapkan diri untuk ikut NBT kali ini.
...


Novel Ifa ini tak hanya cover, penamaan babnya juga menarik. Memberi bonus kepada pembaca, bagaimana secangkir kopi dibuat. Istilah-istilah yang bertaburan, menguatkan pembaca bahwa kisah ini “nyata”. Seolah-olah kita memang sedang ada di dalam sebuah kedai kopi. Jika saja catatan kaki yang lengkap, seperti kata-kata dalam bahasa Sunda yang dipakai, juga diterapkan untuk istilah-istilah di kedai kopi, tentu pembaca akan lebih terhibur dan mendapat pengetahuan tambahan.

Saya kebetulan paham beberapa istilah, sebagaimana saya paham sosok seperti Candu bukan sekedar imajinasi. Ada dalam kehidupan nyata. Saya mengenal seseorang dengan passion yang kuat terhadap kopi, mas Tejo, alumni IPB, pemilik Kopi Ranin Bogor. Dari beliau juga saya mendapat sedikit pengetahuan tentang kopi dan sekitarnya. Di Kopi Ranin, pengunjung ditulari kegandrungan terhadap kopi. Ketika pesanan datang, tak hanya secangkir kopi yang tersaji, tapi juga sebuah timer. Saat timer berbunyi, itulah detik kopi kita paling nikmat untuk diminum.

Di luar topik tentang kopi dan isi novel, saya tersenyum saat Ifa menjelaskan bahwa Candu adalah alumni jurusan Teknik Fisika. Di komunitas mantan asisten PIKSI, beberapa teman laki-laki alumni dari jurusan itu suka  memasak. Ada Chef Epsi spesialis Roti Bulan Sabit, ada Chef Tito untuk masakan Jepang, bahkan Chef Endang buka warung Bakmi Cimanggu di Bogor. Jangan-jangan, sinyalemen adanya program studi kuliner di TF, benar adanya... :)

Jadi, sukses untuk Ifa. Tak sabar menunggu “sajian kopi” berikutnya...

1 komentar:

  1. Casinos In Florida - DRMCD
    Casinos in Florida. A fun place to 이천 출장샵 play slots and blackjack. 광양 출장마사지 Get your favorite 서산 출장안마 slot games and slots machines from our casino 구미 출장안마 floor at DRMCD. 서산 출장마사지

    BalasHapus