Jumat, 17 Maret 2017

Bung Karno, Wawasannya Melampaui Langkah


Permintaan Raja Salman untuk bertemu dengan keturunan bung Karno, membuat saya membuka-buka file sejarah di memori. Tulisan ini opini. Hasil merangkai berbagai informasi yang pernah sampai kepada saya.

Bung Karno adalah fenomena menarik. Setelah lulus kuliah, hidupnya nyaris dari penjara ke penjara. Di Indonesia, tentu saja. Tak terdengar kisah beliau ke luar negeri sebelum Indonesia merdeka. Sementara, bung Hatta, bung Syahrir, dan para tokoh intelektual pejuang kemerdekaan, rata-rata lulusan Eropa. Bayangkan, sebelum tahun 1945, orang-orang ini sudah melanglangbuana. Tapi, saat Indonesia menyatakan diri merdeka, mengapa bung Karno yang mereka percayai memimpin negara ini? Secara wawasan, mestinya mereka yang pernah ke luar negeri lebih luas daripada bung Karno yang ngetem di Indonesia, di dalam penjara atau pengasingan pula.

Jawaban pertanyaan ini saya dapatkan sekitar 2-3 tahun lalu, saat menjenguk bang Hotasi di Sukamiskin. Dalam masa bertapanya di sana, bang Hotasi banyak mempelajari sejarah.
Bahwa dulu bung Karno dipindah dari LP Banceuy ke LP Sukamiskin, saya tahu. Tapi bahwa itu adalah permintaannya, bukan perintah Belanda, saya baru tahu. Hasil negosiasi bung Karno dengan Kompeni. Mengapa?

Di LP Banceuy, bung Karno ditahan bersama dengan para pejuang Indonesia. Kebutuhan akan informasi, terpenuhi dari buku yang jadi hantaran dari ibu Inggit. Konon, situasi terkini di luar teralis diketahuinya dari kisah yang diceritakan bu Inggit di halaman-halaman buku itu. Ada huruf-huruf yang dilubangi dan membentuk kata-kata. Beginilah cara sehingga bung Karno tetap kekinian.

Dan, bung Karno tak puas. Dia tahu, LP Sukamiskin adalah penjara khusus untuk pejabat/intelektual /orang Belanda yang dihukum. Tak tanggung-tanggung. Bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari negara-negara Asia Tenggara lain. Filipina, India, dll. Dan, tentu saja, bersama mereka, terbawa pula buku-buku. Ilmu! Sukarno yang haus ilmu tentu sangat antusias. Dia melihat peluang, tetap di penjara tetapi wawasan bertambah. Dan itu yang dia lakukan secara konsisten selama di tahanan.
Membaca dan menggali informasi dari para bule londo teman setahanannya. Bahkan, pendalaman pemahaman bung Karno tentang Al Qur'an juga dilakukannya pada masa ini.

Itulah sebabnya, saat berdiskusi dengan sesama pemimpi kemerdekaan, bung Karno tak kalah wawasan, tak kurang ilmu. Para doktor itupun angkat topi. Meski tak selalu sepaham, mereka mengakui bung Karno yang paling berhak mendapat kesempatan pertama memimpin bayi baru, Indonesia merdeka.

Setelah kemerdekaan dicapai, efek Sukarno meluas. Kepercayaan diri bung Karno dalam berhadapan dengan negara-negara adidaya, menginspirasi para pemimpin di Asia dan Afrika yang umumnya baru merdeka.

Salah satu contoh. Saat Sukarno diundang ke Rusia. Dari bacaannya, beliau tahu, Imam Bukhari wafat dan dimakamkan di Rusia, tapi tak jelas dimana. Bung Karno memberi syarat, mau ke Rusia tapi sambil takziah ke makam Imam Bukhari, imam besar umat Islam. Pemerintah komunis Rusia pun dibuat kerja keras menelusuri jejak sejarah negerinya, sampai menemukan makam yang dimaksud. Di wilayah tersebut kemudian didirikan mesjid yang hingga kini disebut sebagai mesjid Sukarno. Suami saya merasakan sambutan hangat jamaah saat menyempatkan mampir ke mesjid itu disela-sela kunjungan kerjanya beberapa tahun lalu.

Para pemimpin dari Asia dan Afrika diajak berdiri tegak menghadapi orang-orang Eropa dan Amerika. Bahwa kita punya hak bersuara yang sama, bahwa kita bukan budak yang perlu diatur-atur mereka. Semangat yang menular ini mewujud dalam terlaksananya Konferensi Asia Afrika di Bandung.

Bung Karno orang yang sangat memikirkan detil, apalagi berkaitan dengan penampilan. Ini yang pada saat itu belum banyak disadari orang lain. Penggunaan peci hitam, misalnya. Dunia internasional pun jadi mengenal tutup kepala khas Indonesia. Bung Karno sangat tahu posisi dirinya sebagai pusat perhatian. Ini saya sadari saat melihat pameran foto kemerdekaan di Galeri Antara, Jakarta. Pakaian dan sikap tubuh yang ditampilkan adalah gaya orang yang sadar kamera. Bahkan saat berperahu dengan anak-anaknya, posisi badannya sangat berbicara. Saat berdampingan dengan presiden Amerika, saat menerima kunjungan petani, dll. Ada imej yang dia
harapkan terbaca dari foto-foto tersebut.

Tapi, memang, banyak juga perhatiannya yang bermanfaat bagi umum.
Contohnya, saya dengar dari televisi kemarin. Saat beliau haji, sa'i dilaksanakan
secara bebas antara yang arah Safa ke Marwah dan sebaliknya, sehingga berpotensi
tabrakan. Sebagai orang teknik, dia memberi usul agar jalanannya dibagi dua jalur.
Satu arah ke Safa, satu lagi arah ke Marwa. Pemerintah Saudi langsung mewujudkannya,
karena memang usulannya sangat bermanfaat.
Hubungan antar dua pemimpin negara ini cukup erat, sehingga putra Raja Saud pun
kemarin mencari keturunan bung Karno saat ke Indonesia, melanjutkan tali silaturahmi
orang tua mereka.

 
 
 

5 komentar:

  1. Buku yg mengulas Sukarno secara detil dan faktual apa ya,Bu. Sering speedreading di bookstore,tapi belum kebeli juga,saking banyak buku tentang beliau

    BalasHapus
  2. Buku yg mengulas Sukarno secara detil dan faktual apa ya,Bu. Sering speedreading di bookstore,tapi belum kebeli juga,saking banyak buku tentang beliau

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya baca Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, karya Cindy Adams.

      Masih berharap suatu saat bisa punya Di Bawah Bendera Revolusi (2 jilid).

      Novel Ramadhan KH, Kuantar ke Gerbang. Ini novel, tapi isinya banyak memberi pencerahan, dan dibenarkan keluarga bu Inggit. Saya merasa tercerahkan oleh novel ini.

      3 buku ini menurut saya yang perlu kita baca.

      Hapus
  3. Pelajaran sejarah yang penting ini, makasih 😊

    Tatat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih juga sudah mampir, mbak Tatat

      Hapus