Minggu, 19 Februari 2017

MEMBACA GARIS TANGAN



Telapak tangan kita bercerita. Garis-garis yang tampak di sana, bukan garis biasa. Ada kisah hidup yang bisa dibaca.

Selama ini, saya menghindari pembacaan garis tangan. Saya memandangnya sebagai sebuah ramalan yang memprediksi masa depan kita. Nujum. Sesuatu yang terlarang dalam agama saya. Sampai minggu lalu, saat teman saya buka lapak perdukunan-dalam-tanda-petik.. Acara sebenarnya adalah Festival Band alumni almamater saya. Kami hadir untuk mendukung teman-teman angkatan yang ikut meramaikan festival. Tapi, seperti tujuan utama kegiatan, kehadiran banyak teman dimanfaatkan untuk ngerumpi juga. Band yang benar-benar kami terlibat penuh kan hanya band angkatan kami. 15 menitan saja. selebihnya, makan siang bersama yang tak usai-usai, karena berlanjut ngobrol.

Entah bagaimana awalnya, seorang teman mulai menggelar tawaran pembacaan nasib. Saat itu saya dengan beberapa orang sedang memisahkan diri untuk rapat urusan kealumnian yang lain. Satu orang, dua orang, dan akhirnya antri dibaca satu-satu. Ketika saya bergabung lagi, mbah Dukun sudah semakin meyakinkan penampilannya.

Dia duduk di bagian tengah dari deretan kursi dengan meja yang disusun memanjang, pasiennya duduk di sisi berlawanan. Kursi-kursi di kanan si pasien penuh. Ternyata itu orang-orang yang antri, duduk dengan pasrah menanti kisah hidupnya dibaca. :) Di atas meja ada tumpukan kartu tarot. Di kanan si mbah, ada tas kresek berisi uang, dari logam, $1, sampai lembaran rupiah berwarna merah. Ponsel mbah Dukun tergeletak juga di situ dengan layar foto siap dipakai. Di kiri kanan wilayah kerja, ada gelas kopi, air mineral, dan jus. Ada juga buah-buah potong, kentang dan sayap goreng, pop corn, cemilan-cemilan, bahkan durian. Sepanjang pembacaan, mulut dan tangan si mbah sibuk terus. Menceritakan yang dia baca dari garis tangan dan kartu teman, sambil selang-seling dengan minum dan mengunyah makanan. Dukun kontemporer pisan. Sajennya ajib bener

Setiap korban, akan diminta menunjukkan telapak tangan kanannya lebih dulu. Jika laki-laki, telapak tangannya difoto, Kemudian mbah Dukun menceritakan apa yang terlihat dari garis-garis tersebut. Kesehatan, keluarga, karir, dan kaitan ketiganya. Dia berceloteh sambil menunjuk-nunjuk garis berseliweran yang tampak di foto. Sedangkan jika yang dibaca perempuan, dia tidak memotret. Setelah garis tangan yang terlihat itu usai dibahas, pasiennya akan diminta mengocok tumpukan kartu tarot. Kartu-kartu ini kemudian dijejerkan terbalik  dan pasien diminta mengambil 4 kartu secara acak. Kartu pertama nanti akan dibaca sebagai masa lalu pasien, kartu kedua masa kini, kartu ketiga masa depan, dan kartu terakhir tentang fortune. Jika saat mengocok ada kartu yang terjatuh, tidak boleh dimasukkan lagi ke tumpukan. Itu akan dibaca tersendiri, sebagai bagian fase hidup yang ingin dibuang.

Saat pembacaan, tak hanya pasien yang memperhatikan, tapi kami semua. Haha, kami ingin tahu bagaimana nasib teman yang sedang diramal itu. Sang dukun menyampaikan dengan meyakinkan tapi kocak, sehingga kami juga tertawa seru, apalagi jika kebetulan pembacaannya sangat mirip dengan yang teman-teman ketahui dari orang tersebut. Sambil memperhatikan dukun beraksi, kami tak ketinggalan ikut membantu dia, menghabiskan sajen. O ya, di akhir acara, uang ramal yang terkumpul, disumbangkan untuk operasional Radio Angkatan kami. Dukun yang baik hati dan suka memberi.

Secara berkala, si mbah melakukan atraksi lain. Mengeluarkan dompetnya. Saat dompet dibuka, keluar api dari situ. Atau, mengeluarkan kartu remi. Meminta kami mengambil satu kartu secara tertutup, melihatnya, dan kemudian dia akan menebaknya sambil memegang pergelangan tangan. Saya duga, dia menangkap saat denyut nadi kita lebih kencang atau cepat ketika dia mengucapkan warna, gambar, atau angka yang tepat. Selama saya disitu, tebakan dia selalu benar. Salut. Ini selingan yang memperkuat bangunan yang sedang ditunjukkan mbah Dukun, yaitu bahwa ramalannya tidak ngasal. Bahwa dia memang bisa. Analisis ini saya sampaikan kepada si mbah melalui obrolan WA malam harinya. “Kamu tuh ya, memang entertainer banget”. Dan, dia ngakak.



Saya memperhatikan pembacaan yang dilakukan terhadap banyak orang. Dari situ, saya membaca ada pola yang konsisten. Artinya, si mbah memang punya ilmu. Malam itu, dia bercerita melalui obrolan di WA. Dia tidak belajar langsung dari orang lain, tapi dia membaca buku yang dia beli saat dinas di Beijing sekitar 3 tahunan. Dia memanfaatkan nasihat “Belajarlah hingga ke negeri Cina”. Jadi, saat disana, benar-benar dia optimalkan mempelajari ilmu membaca garis tangan dan kartu tarot ala Cina. Ini perlu saya tuliskan, karena saat saya searching tentang pembacaan garis tangan untuk menguatkan dasar penulisan artikel, muncul beragam teknik. Ilmu yang dikenal dengan nama palmistry ini akarnya adalah dari astrologi India dan ramalan Romawi. Itu definisi versi Wikipedia. Tidak menyebut Cina sama sekali. Dan ketika saya membaca aturan dasarnya, sangat berbeda dengan yang dilakukan teman saya itu. Dari sini kita bisa paham, bahwa pembacaan garis tangan tidak bisa kita jadikan patokan apa-apa, kecuali bahwa ada jejak yang bisa dilihat. Cara melihatnya berbeda-beda, sesuai teori mana yang dipelajari.

Kesamaan dari semua teknik ini adalah fakta bahwa garis tangan tiap orang itu berbeda-beda, dan berdasarkan pengalaman banyak orang ada patokan-patokan kondisi yang terlihat. Misalnya kita lihat garis keluarga. Di pangkalnya, ada yang tiba-tiba muncul garis, ada juga yang terlihat dari dua garis menjadi satu atau mungkin muncul banyak garis lain. Penampakannya bisa samar tapi bisa juga tegas. Katanya, jika dari dua menjadi satu berarti di awal kisah dulu ada dua calon kuat, tapi ketika sudah memutuskan salah satu, garis tunggal yang kuat menyatakan bahwa kesetiaan ditumpahkan pada pasangan terpilih. Garis keluarga ini bisa terus kuat sampai ujung, bisa juga menjadi samar, atau malah bercabang.

Garis keluarga ini bisa terpisah dari garis kesehatan maupun pekerjaan, tetapi bisa juga berpotongan. Jika bercabang dan berpotongan dengan garis pekerjaan, mbah dukun bilang harus hati-hati, berpotensi selingkuh dengan teman kerja. Jika garis kesehatan menurun, dia bilang hati-hati di masa depan berpotensi mengalami sakit. Ini contoh bagaimana ilmu membaca garis tangan perlu disandingkan dengan communication skill yang bagus, sehingga ada jalan ceritanya, dan itu membuat pembacaannya terasa meyakinkan.

Sebagian besar teman mengiyakan analisis yang dibacakan berkaitan dengan masa lalu dan masa kini. 70-80% akurat. Saya pun penasaran. Malam itu saya kirim foto garis tangan saya, minta dibacakan. Sangat mirip dengan sejarah hidup saya. Bukan tanpa maksud saya tidak minta diramal di lokasi ngumpul, tapi baru malam harinya lewat foto. Tahu kan sebabnya? Iya, itu banget. Males aja dukunnya ngelaba pegang-pegang tangan kita. :D

Saya pun menginterogasi kawan ini. Dia bercerita berdasar bacaaannya. Bahwa, garis tangan seseorang merupakan penampakan atas respon tubuhnya terhadap kehidupan yang dia jalani. Cara orang membuka, menutup, menggenggam, meremas, dan apapun yang dilakukan di antara itu, sebagai reaksi atas apapun yang terjadi. Sadar atau tidak sadar. Dan itu berlangsung terus menerus, sejak lahir sampai sekarang. Jadi, apa yang nampak di telapak tangan adalah buku sejarah kehidupan seseorang. Kebimbangan batin bisa menggerakkan alam bawah sadar untuk membuat jiwa gelisah dan telapak tangan membuat gerakan tertentu. Ini menurut teori kedokteran di Cina.

Berarti unik? Tanya saya. Iya, kata teman saya. Kalau unik, bisa difungsikan seperti sidik jari dong, kata saya lagi. Tidak, jawabnya. Nah lo…

Seperti proses pembentukannya yang berdasar reaksi diri atas apa yang terjadi, maka garis tangan akan terus berubah sesuai waktu. Garis-garis 5 tahun yang lalu belum tentu sama dengan hari ini, apalagi dengan 5 tahun yang akan datang. Jika kita merespon peristiwa dengan cara yang berbeda, kita bertemu dengan orang-orang yang berbeda, maka ke depannya garis tangan kita bisa berubah.

Jadi, ketika garis tangan hari ini dibaca oleh si mbah bahwa karir kita stagnan, itu bukan vonis. Dia hanya bilang, jika cara kamu menyikapi dan menjalani pekerjaan tetap seperti yang dilakukan saat ini, maka ke depannya karirmu akan begini-begini saja juga. Tiap diri harus mengambil sikap untuk masa depannya. Tiap orang harus merancang masa depannya sendiri, terbebas dari yang tertera di garis tangannya hari ini. Garis tangan hari ini hanya menjadi warning, jika tidak melakukan perubahan apa-apa, bersiaplah hidup kita berakhir seperti di akhir garis yang terbaca hari ini. Karena, the best way to create the future is to create your own future, begitu kata penutup dari mbah dukun ilmiah abad ke-21 ini, Pambudi Sunarsihanto.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar