Permintaan Raja Salman untuk bertemu dengan keturunan
bung Karno, membuat saya membuka-buka file sejarah di memori. Tulisan ini
opini. Hasil merangkai berbagai informasi yang pernah sampai kepada saya.
Bung Karno adalah fenomena menarik. Setelah lulus
kuliah, hidupnya nyaris dari penjara ke penjara. Di Indonesia, tentu saja. Tak
terdengar kisah beliau ke luar negeri sebelum Indonesia merdeka. Sementara, bung
Hatta, bung Syahrir, dan para tokoh intelektual pejuang kemerdekaan, rata-rata
lulusan Eropa. Bayangkan, sebelum tahun 1945, orang-orang ini sudah melanglangbuana.
Tapi, saat Indonesia menyatakan diri merdeka, mengapa bung Karno yang mereka percayai
memimpin negara ini? Secara wawasan, mestinya mereka yang pernah ke luar negeri
lebih luas daripada bung Karno yang ngetem
di Indonesia, di dalam penjara atau pengasingan pula.
Jawaban pertanyaan ini saya dapatkan sekitar 2-3 tahun
lalu, saat menjenguk bang Hotasi di Sukamiskin. Dalam masa bertapanya di sana,
bang Hotasi banyak mempelajari sejarah.
Bahwa dulu bung Karno dipindah dari LP Banceuy ke LP
Sukamiskin, saya tahu. Tapi bahwa itu adalah permintaannya, bukan perintah
Belanda, saya baru tahu. Hasil negosiasi bung Karno dengan Kompeni. Mengapa?
Di LP Banceuy, bung Karno ditahan bersama dengan para
pejuang Indonesia. Kebutuhan akan informasi, terpenuhi dari buku yang jadi hantaran
dari ibu Inggit. Konon, situasi terkini di luar teralis diketahuinya dari
kisah yang diceritakan bu Inggit di halaman-halaman buku itu. Ada huruf-huruf yang
dilubangi dan membentuk kata-kata. Beginilah cara sehingga bung Karno tetap kekinian.
Dan, bung Karno tak puas. Dia tahu, LP Sukamiskin
adalah penjara khusus untuk pejabat/intelektual /orang Belanda yang dihukum. Tak
tanggung-tanggung. Bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari negara-negara Asia Tenggara
lain. Filipina, India, dll. Dan, tentu saja, bersama mereka, terbawa pula
buku-buku. Ilmu! Sukarno yang haus ilmu tentu sangat antusias. Dia melihat peluang,
tetap di penjara tetapi wawasan bertambah. Dan itu yang dia lakukan secara
konsisten selama di tahanan.
Membaca dan menggali informasi dari para bule londo teman setahanannya. Bahkan, pendalaman pemahaman bung Karno tentang Al Qur'an juga
dilakukannya pada masa ini.
Itulah sebabnya, saat berdiskusi dengan sesama pemimpi
kemerdekaan, bung Karno tak kalah wawasan, tak kurang ilmu. Para doktor itupun
angkat topi. Meski tak selalu sepaham, mereka mengakui bung Karno yang paling berhak
mendapat kesempatan pertama memimpin bayi baru, Indonesia merdeka.
Setelah kemerdekaan dicapai, efek Sukarno meluas.
Kepercayaan diri bung Karno dalam berhadapan dengan negara-negara adidaya, menginspirasi
para pemimpin di Asia dan Afrika yang umumnya baru merdeka.
Salah satu contoh. Saat Sukarno diundang ke Rusia.
Dari bacaannya, beliau tahu, Imam Bukhari wafat dan dimakamkan di Rusia, tapi tak jelas
dimana. Bung Karno memberi syarat, mau ke Rusia tapi sambil takziah ke makam Imam
Bukhari, imam besar umat Islam. Pemerintah komunis Rusia pun dibuat kerja keras
menelusuri jejak sejarah negerinya, sampai menemukan makam yang dimaksud. Di
wilayah tersebut kemudian didirikan mesjid yang hingga kini disebut sebagai
mesjid Sukarno. Suami saya merasakan sambutan hangat jamaah saat menyempatkan
mampir ke mesjid itu disela-sela kunjungan kerjanya beberapa tahun lalu.
Para pemimpin dari Asia dan Afrika diajak berdiri
tegak menghadapi orang-orang Eropa dan Amerika. Bahwa kita punya hak bersuara yang sama,
bahwa kita bukan budak yang perlu diatur-atur mereka. Semangat yang menular ini
mewujud dalam terlaksananya Konferensi Asia Afrika di Bandung.
Bung Karno orang yang sangat memikirkan detil, apalagi
berkaitan dengan penampilan. Ini yang pada saat itu belum banyak disadari orang
lain. Penggunaan peci hitam, misalnya. Dunia internasional
pun jadi mengenal tutup kepala khas Indonesia. Bung Karno sangat tahu posisi dirinya
sebagai pusat perhatian. Ini saya sadari saat melihat pameran foto kemerdekaan di
Galeri Antara, Jakarta. Pakaian dan sikap tubuh yang ditampilkan adalah gaya orang
yang sadar kamera. Bahkan saat berperahu dengan anak-anaknya, posisi badannya sangat
berbicara. Saat berdampingan dengan presiden Amerika, saat menerima kunjungan
petani, dll. Ada imej yang dia
harapkan terbaca dari foto-foto tersebut.
Tapi, memang, banyak juga perhatiannya yang bermanfaat
bagi umum.
Contohnya, saya dengar dari televisi kemarin. Saat
beliau haji, sa'i dilaksanakan
secara bebas antara yang arah Safa ke Marwah dan
sebaliknya, sehingga berpotensi
tabrakan. Sebagai orang teknik, dia memberi usul agar
jalanannya dibagi dua jalur.
Satu arah ke Safa, satu lagi arah ke Marwa. Pemerintah
Saudi langsung mewujudkannya,
karena memang usulannya sangat bermanfaat.
Hubungan antar dua pemimpin negara ini cukup erat,
sehingga putra Raja Saud pun
kemarin mencari keturunan bung Karno saat ke Indonesia,
melanjutkan tali silaturahmi
orang tua mereka.