Minggu, 01 Maret 2015

Kerja Cerdas atau Kerja Cerdik?

Libur kenaikan kelas tahun ini, Amira mulai dengan sebuah proposal. Dia ingin Smartphone. Hadeuh...
Di sisi lain, saya sedang ingin mempunyai copy dari buku The Analects of Confucius. Saya coba ramu menjadi sebuah tawaran bisnis.

Saya minta dia mengetikkan isi buku. Setiap bab, saya kenakan tarif tertentu. Jadi, jika tugas ini selesai, dia akan mendapat honor 20 bab kali tarif satuan per bab. Tidak cukup untuk membeli smartphone, tapi setidaknya dia akan punya tabungan awal. Sebenarnya, secara implisit, saya berharap ada kata-kata bijak Confusius yang akan terserap selama mengetik.

Amira semangat sekali. Dia menghitung jumlah honor yang akan diterima. Dia senang karena bisa berlama-lama di komputer sambil mendapat bayaran.

Sehari sebelum pekerjaan dimulai, muncul pernyataan yang mengubah tujuan.
"Mending smartphone atau kamera DSLR ya?"
Saat Bapaknya merespon cepat dengan  mendukung pembelian kamera, saya baru bertanya-tanya. Semula saya anggap mubazir kalau beli kamera, toh kami sudah punya kamera saku. Ternyata, kamera yang Amira maksud adalah kamera canggih yang biasa dipakai profesional.

Belakangan saya baru tahu. Amira mempunyai ide tentang kamera ini dari bacaannya yang bercerita tentang seorang fotografer. Saya jadi ikut senang dan mendukung. Karena dengan mempunyai kamera, dia akan punya ruang ekspresi lebih luas.

Hari Sabtu, Amira mulai bekerja. Sejak pukul 7 pagi sudah di depan komputer. Memilih font, menentukan spasi. Mulailah mengetik. Satu demi satu kata....
Untuk Amira yang tidak terbiasa mengetik di komputer, ini pekerjaan berat. Belum juga usai satu alinea. dia buka-buka laman favoritnya di dunia maya.

Saat saya lewat dan melihat dia sedang di laman lain, saya tegur dengan "Ingat kamera..."
"Tapi aku mau refreshing dulu..."
Haha, jadilah refreshing yang benar-benar refresh. Baca-baca komik, makan mie, ngemil, buka-buka laman lain... Bahkan refreshingnya kemudian ditutup dengan ISHOMA. Istirahat, SHOlat, dan MAin di taman.

Sampai usai jam kerja, selesailah dia mengetik 2 alinea pembukaan dan 4 point dari bab 1. Lumayan untuk kerja hari pertama.

Hari kedua, kami pergi seharian. Sampai di rumah hampir pukul 10 malam. Dan Amira dengan semangat malah menyalakan laptop, bukannya tidur. Berhasil dia mengetik 4 point lagi dari bab 1.

Hari ketiga, kami gantian pakai laptop. Saat menjelang siang, Amira tergopoh-gopoh ke kamar saya, dan mengatakan, "Mah, tau gak... aku searching... dan dapat tautan teks buku Confusius. Lengkap. Download e-booknya. Selesai! Honornya mana?"
mmm....

1 komentar: