Sabtu, 01 Maret 2014

Cinta Sejati (Guy de Maupassant)



Judul : Cinta Sejati
Penulis : Guy de Maupassant
Alihbahasa: Marcalais Fransisca
Penerbit: Serambi
      Akhirnya, Cinta Sejati terbaca juga. Entah sudah berapa lama antri di lemari. Tahun cetaknya sih 2011. Mungkin saya beli 2012 atau 2013. Saat itu ada bazar buku murah di Gramedia Botani. Iseng lihat-lihat. Ternyata bazar kali itu banyak obral buku terjemahan dari karya penulis klasik. Guy de Maupassant, Leo Tolstoy, Anton Chekov, dll. 

     Saya pilih beberapa buku. Dengan Rp25.000-an per buku, bisa tahu tema dan jalan cerita peninggalan nama-nama legendaris.

     Cinta Sejati-nya Guy de Maupassant adalah kumpulan cerita pendek. Gi de (e pepet) Mopasong, begitu cara membaca namanya. Terima kasih Anna Marifa, teman lama yang selalu jadi nara sumber saya untuk istilah atau cara membaca bahasa Perancis.

     Ada 9 cerita di buku setebal 170 halaman ini. Diawali dengan Cinta Sejati. 

     Cinta Sejati berkisah tentang cinta satu-satunya, seumur hidup, selama 55 tahun. Berhenti hanya karena maut menjemput sang pencinta. Selama itu, si pencinta selalu memberikan segala miliknya untuk yang dicintai. Bahkan dia mewasiatkan kepada dokternya untuk menyerahkan seluruh harta yang ditinggalkan kepada si pria. Sang dokter menceritakannya pada suatu acara makan malam. Para wanita langsung berbinar dan membayangkan dirinya dicintai  dengan cara seperti itu. Pasti sangat membahagiakan.

     Sang dokter mengatakan bahwa ini tentang seorang perempuan yang mencintai seorang laki-laki, bukan sebaliknya. Para wanita terhormat itu mulai terkejut. Ketika dikatakan bahwa mereka semua kenal dengan si pencinta, yaitu tukang tambal kursi keliling, semua langsung kehilangan selera. Cinta rakyat jelata tak ada menariknya sama sekali.

     Ya, kisah ini tentang masyarakat sebelum 1900 di Perancis. Guy de Maupassant produktif menulis antara tahun 1880-1890. Membaca penjelasan tentang penulis di akhir buku, saya menyimpulkan, pada masa itu, sastra hanya milik kasta utama. Maupassant yang mengangkat tema sederhana dan tentang  rakyat  jelata, tampaknya, pada masanya justru tak umum. Informasi ini juga yang membuat saya penasaran. Pasti kisah dalam bahasa aslinya lebih menarik. Cerita tentang masalah “biasa” tapi menjadikannya istimewa, dalam nuansa sastra. Ini yang disebut-sebut sebagai kelebihan Maupassant.

    Kisah kelima, Kalung Berlian. Tentang sebuah keluarga menengah yang diundang menghadiri pesta di rumah pesohor. Istri yang ingin tampil sempurna meminjam perhiasan temannya. Apa daya, kalung berlian pinjaman itu hilang. Baru diketahui setibanya  di rumah seusai pesta. Panik dan berusaha bertanggung jawab, suami istri ini mencari kalung serupa dan membelinya sebagai ganti. Tapi kalung berlian ini mahal sekali. Uangnya didapat dari mengumpulkan pinjaman ke berbagai pihak. Kalung berlian baru telah dikembalikan kepada pemiliknya. Tapi hutang membuat suami istri ini melarat. Mereka perlu 10 tahun untuk melunasi pinjaman dan selama itu mereka menjalani hidup dengan sangat keras. Setelah semua kesulitan hidup selama sepuluh tahun, mereka mendapatkan kabar yang luar biasa saat tak sengaja bertemu sahabat ini.
 
     Cerita terakhir, Boule de Suif, justru merupakan cerpen pertama dari Maupassant yang dipublikasi dan langsung menuai sukses besar. Cerpen ini ditulis berdasar pengalamannya saat menjadi tentara.

     Kisah yang sangat menunjukkan ironi kehidupan manusia saat itu. Intinya, bagaimana orang dari kasta terendah membantu menyelamatkan hidup sembilan orang lain dengan makanan bawaannya. Ke-9 orang itu diselamatkan dari penahanan tanpa batas waktu, oleh si pelacur ini. Dan, dengan mudahnya orang-orang ini menafikkan keberadaan si perempuan, alih-alih membantunya keluar dari masalah, pada saat mereka semu sebetulnya sanggup menolong.

     Cerita ke-8, Mademoiselle Fifi, adalah judul dari kumpulan cerpen keduanya.

     Benar yang disampaikan di akhir buku, Maupassant fasih mengolah kisah sederhana sehari-hari menjadi suatu sajian istimewa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar